SMART TEACHING FOR SMART TEACHER
Penyaji Clint W
Di Unversitas
Pelita Harapan (UPH) Karawaci, Tangerang
Kamis, 26 Juli
2012
Laporan
oleh
Fajar Adinugraha
Guru Biologi
SMA SANTA URSULA JAKARTA
2012
SMART
TEACHING FOR SMART TEACHER
Penyaji Clint W
Seminar berjudul Smart Teaching for
Smart Teacher dilaksanakan di Universitas Pelita Harapan (UPH) karawaci.
Seminar disajikan oleh W. Clift dalam rangkaian festival UPH 2012. Penulis
bersama Pak Darmanto dan Ibu Maria Tumpuk berangkat dari SMA Santa Ursula pukul
07.00 dan tiba pukul 08.00. Seminar dimulai pukul 9.30 dari rencana awal pukul
9.00. Seminar dihadiri sekitar 25 peserta dari berbagai sekolah swasta antara
lain Antonius, Surya Institute, Advent, Dian harapan dan berbagai sekolah lain.
Seminar memaparkan tentang bagaimana
seorang guru dapat menjadi inspirasi bagi murid. Bagaimana kita bisa berbicara
bukan hanya “talk” tetapi “speak”. Apa perbedaaan diantara talk and speak? Bukankah
sama? Ya, talk and speak dalam bahasa indonesia berarti berbicara. Namun, pada
dasarnya berbeda dalam arti. Talk merupakan komunikasi verbal berupa kata-kata
lewat indra mulut kita. Speak merupakan komunikasi dari ujung rambut hingga
ujung kaki. Apa maksudnya? Setiap apa yang kita kenakan, apa yang kita lakukan,
entah gaya rambut kita, atau gerakan tangan kita adalah berbicara. Mengapa kita
perlu melakukan speak? Bukan sekedar talk?
Bayangkan, jika kita diberi kesempatan
untuk menyampaikan kepada 300 orang dalam waktu 5 menit di hadapan kepala
sekolah. Apa yang akan kita lakukan? Apakah kita akan memanfaatkan waktu untuk
menjelaskan materi dalam waktu 5 menit itu? Sebaiknya jangan. Berbicara kepada
orang yeng belum kita kenal perlu memperhatikan tiga hal antara lain verbal,
voice, and visual. Manakah yang paling penting? Menurut ilmu komunikasi kita
sebaiknya membagi komposisi sebagai berikut verbal 7 %, vocal 38 %, and visual
55 %. Mengapa kita perlu memperhatikan visual? Melihat seseorang pertama kali
adalah visualnya, penampilannya, apa yang dikenakan. Setelah sekiranya orang
itu cocok, pasti kita akan mulai sedikit tertarik untuk mendengarkan. Sebuah
pelajaran yang materi dan evaluasi yang sama diterapkan di kelas yang sama
dengan guru berbeda pasti akan menghasilkan hasil yang berbeda. Mengapa? Itu
semua karena murid senang terhadap salah satu guru tersebut.
Bagaimana membuat siswa itu senang? Apakah
kita hanya sebagai guru yang memandang guru sebagai matapencaharian? Jangan.
Kita sebaiknya mengutamakan passion. Sesuatu akan terlihat lebih baik jika guru
itu memiliki passion. Seperti dikatakan sebelumnya bahwa guru bisa menjadikan
inspirasi bagi muridnya. Menurut tingkatan dalam ilmu komuikasi speaker
memiliki tingkatan sebagai berikut.
Talker adalah perbincangan biasa yang
bisa berarti perbincangan keseharian antar seseorang. Komposisinya paling
banyak di dunia ini. Silencer adalah pendengar/ pemerhati perbincangan, namun
tidak aktif dalam berbicara. Speaker merupakan pembicara yang memberikan informasi
kepada orang lain. Tingkatan yang paling luar biasa adalah inspiring speaker.
Pembicara yang bisa memberikan inspirasi bagi orang lain. Bagaimana menjadi
inspiring speaker? Inspiring speaker memberikan pembicaraan yang informative,
persuasive, and entertaining. Sebagai seorang guru bisa memberikan ice breaking
kepada siswanya agar siswa itu menjadi tertarik.
Demikian ringkasan seminar, saya harap
bisa memberikan manfaat bagi pembaca. Terimakasih atas perhatiannya.
Jakarta,
2 Agustus 2012
Fajar
Adinugraha, S.Pd
0 Comments:
Posting Komentar