Fajar Adinugraha

Rabu, 16 Januari 2013

Seminar Smart Teaching for Smart Teacher (di UPH)



SMART TEACHING FOR SMART TEACHER
Penyaji Clint W


Di Unversitas Pelita Harapan (UPH) Karawaci, Tangerang
Kamis, 26 Juli 2012

Laporan



oleh
Fajar Adinugraha
Guru Biologi







SMA SANTA URSULA JAKARTA
2012



SMART TEACHING FOR SMART TEACHER
Penyaji Clint W


Seminar berjudul Smart Teaching for Smart Teacher dilaksanakan di Universitas Pelita Harapan (UPH) karawaci. Seminar disajikan oleh W. Clift dalam rangkaian festival UPH 2012. Penulis bersama Pak Darmanto dan Ibu Maria Tumpuk berangkat dari SMA Santa Ursula pukul 07.00 dan tiba pukul 08.00. Seminar dimulai pukul 9.30 dari rencana awal pukul 9.00. Seminar dihadiri sekitar 25 peserta dari berbagai sekolah swasta antara lain Antonius, Surya Institute, Advent, Dian harapan dan berbagai sekolah lain.
Seminar memaparkan tentang bagaimana seorang guru dapat menjadi inspirasi bagi murid. Bagaimana kita bisa berbicara bukan hanya “talk” tetapi “speak”. Apa perbedaaan diantara talk and speak? Bukankah sama? Ya, talk and speak dalam bahasa indonesia berarti berbicara. Namun, pada dasarnya berbeda dalam arti. Talk merupakan komunikasi verbal berupa kata-kata lewat indra mulut kita. Speak merupakan komunikasi dari ujung rambut hingga ujung kaki. Apa maksudnya? Setiap apa yang kita kenakan, apa yang kita lakukan, entah gaya rambut kita, atau gerakan tangan kita adalah berbicara. Mengapa kita perlu melakukan speak? Bukan sekedar talk?
Bayangkan, jika kita diberi kesempatan untuk menyampaikan kepada 300 orang dalam waktu 5 menit di hadapan kepala sekolah. Apa yang akan kita lakukan? Apakah kita akan memanfaatkan waktu untuk menjelaskan materi dalam waktu 5 menit itu? Sebaiknya jangan. Berbicara kepada orang yeng belum kita kenal perlu memperhatikan tiga hal antara lain verbal, voice, and visual. Manakah yang paling penting? Menurut ilmu komunikasi kita sebaiknya membagi komposisi sebagai berikut verbal 7 %, vocal 38 %, and visual 55 %. Mengapa kita perlu memperhatikan visual? Melihat seseorang pertama kali adalah visualnya, penampilannya, apa yang dikenakan. Setelah sekiranya orang itu cocok, pasti kita akan mulai sedikit tertarik untuk mendengarkan. Sebuah pelajaran yang materi dan evaluasi yang sama diterapkan di kelas yang sama dengan guru berbeda pasti akan menghasilkan hasil yang berbeda. Mengapa? Itu semua karena murid senang terhadap salah satu guru tersebut.
Bagaimana membuat siswa itu senang? Apakah kita hanya sebagai guru yang memandang guru sebagai matapencaharian? Jangan. Kita sebaiknya mengutamakan passion. Sesuatu akan terlihat lebih baik jika guru itu memiliki passion. Seperti dikatakan sebelumnya bahwa guru bisa menjadikan inspirasi bagi muridnya. Menurut tingkatan dalam ilmu komuikasi speaker memiliki tingkatan sebagai berikut.



 


Talker adalah perbincangan biasa yang bisa berarti perbincangan keseharian antar seseorang. Komposisinya paling banyak di dunia ini. Silencer adalah pendengar/ pemerhati perbincangan, namun tidak aktif dalam berbicara. Speaker merupakan pembicara yang memberikan informasi kepada orang lain. Tingkatan yang paling luar biasa adalah inspiring speaker. Pembicara yang bisa memberikan inspirasi bagi orang lain. Bagaimana menjadi inspiring speaker? Inspiring speaker memberikan pembicaraan yang informative, persuasive, and entertaining. Sebagai seorang guru bisa memberikan ice breaking kepada siswanya agar siswa itu menjadi tertarik.
Demikian ringkasan seminar, saya harap bisa memberikan manfaat bagi pembaca. Terimakasih atas perhatiannya.

                                                                                          Jakarta, 2 Agustus 2012



                                                                                            Fajar Adinugraha, S.Pd

0 Comments:

Posting Komentar