Fajar Adinugraha

Kamis, 15 Juli 2010

KELAINAN SISTEM IMUN

A. PENGERTIAN KELAINAN SISTEM IMUN/ PENYAKIT IMUNODEFISIENSI
Penyakit Immunodefisiensi adalah sekumpulan keadaan yang berlainan, dimana sistem kekebalan tidak berfungsi secara adekuat, sehingga infeksi lebih sering terjadi, lebih sering berulang, luar biasa berat dan berlangsung lebih lama dari biasanya.
Jika suatu infeksi terjadi secara berulang dan berat (pada bayi baru lahir, anak-anak maupun dewasa), serta tidak memberikan respon terhadap antibiotik, maka kemungkinan masalahnya terletak pada sistem kekebalan.
Gangguan pada sistem kekebalan juga menyebabkan kanker atau infeksi virus, jamur atau bakteri yang tidak biasa.
B. KELAINAN SISTEM IMUN
Penyakit imunodefisiensi kongenital
1. Penyakit dimana terdapat kadar antibodi yang rendah
• Common variable immunodeficiency
• Kekurangan antibodi selektif (misalnya kekurangan IgA)
• Hipogammaglobulinemia sementara pada bayi
• Agammaglobulinemia X-linked
2. Penyakit dimana terjadi gangguan fungsi sel darah putih
* Kelainan pada limfosit T
• Kandidiasis mukokutaneus kronis
• Anomali DiGeorge
* Kelainan pada limfosit T dan limfosit B
• Ataksia-teleangiektasia
• Penyakit imunodefisiensi gabungan yang berat
• Sindroma Wiskott-Aldrich
• Sindroma limfoproliferatif X-linked
3. Penyakit dimana terjadi kelainan pada fungsi pembunuh dari sel darah putih
• Sindroma Chediak-Higashi
• Penyakit granulomatosa kronis
• Kekurangan leukosit glukosa-6-fosfatas dehidrogenasi
• Kekurangan mieloperoksidase
4. Penyakit dimana terdapat kelainan pergerakan sel darah putih
• Hiperimmunoglobulinemia E
• Kelainan perlekatan leukosit
5. Penyakit dimana terdapat kelainan pada sistem komplemen
• Kekurangan komplemen komponen 3 (C3)
• Kekurangan komplemen komponen 6 (C6)
• Kekurangan komplemen komponen 7 (C7)
• Kekurangan kompleman komponen 8 (C8)
 COMMON VARIABLE IMMUNODEFICIENCY
• Immunodefisiensi yang berubah-ubah terjadi pada pria dan wanita pada usia berapapun, tetapi biasanya baru muncul pada usia 10-20 tahun.
• Penyakit ini terjadi akibat sangat rendahnya kadar antibodi meskipun jumlah limfosit B-nya normal. Pada beberapa penderita limfosit T berfungsi secara normal, sedangkan pada penderita lainnya tidak.
• Sering terjadi penyakit autoimun, seperti penyakit Addison, tiroiditis dan artritis rematoid. Biasanya terjadi diare dan makanan pada saluran pencernaan tidak diserap dengan baik. Suntikan atau infus immunoglobulin diberikan selama hidup penderita. Jika terjadi infeksi diberikan antibiotik.

Gambar Kelainan darah pada penderita Common Variable
 KEKURANGAN ANTIBODI SELEKTIF
• Pada penyakit ini, kadar antibodi total adalah normal, tetapi terdapat kekurangan antibodi jenis tertentu. Yang paling sering terjadi adalah kekurangan IgA. Kadang kekurangan IgA sifatnya diturunkan, tetapi penyakit ini lebih sering terjadi tanpa penyebab yang jelas. Penyakit ini juga bisa timbul akibat pemakaian fenitoin (obat anti kejang).
• Sebagian besar penderita kekurangan IgA tidak mengalami gangguan atau hanya mengalami gangguan ringan, tetapi penderita lainnya bisa mengalami infeksi pernafasan menahun dan alergi. Jika diberikan transfusi darah, plasma atau immunoglobulin yang mengandung IgA, beberapa penderita menghasilkan antibodi anti-IgA, yang bisa menyebabkan reaksi alergi yang hebat ketika mereka menerima plasma atau immunoglobulin berikutnya. Biasanya tidak ada pengobatan untuk kekurangan IgA. Antibiotik diberikan pada mereka yang mengalami infeksi berulang.
 AGAMMAGLOBULINEMIA X-LINKED
• Agammaglobulinemia X-linked (agammaglobulinemia Bruton) hanya menyerang anak laki-laki dan merupakan akibat dari penurunan jumlah atau tidak adanya limfosit B serta sangat rendahnya kadar antibodi karena terdapat kelainan pada kromosom X.
• Bayi akan menderita infeksi paru-paru, sinus dan tulang, biasanya karena bakteri (misalnya Hemophilus dan Streptococcus) dan bisa terjadi infeksi virus yang tidak biasa di otak.
• Tetapi infeksi biasanya baru terjadi setelah usia 6 bulan karena sebelumnya bayi memiliki antibodi perlindungan di dalam darahnya yang berasal dari ibunya.
• Jika tidak mendapatkan vaksinasi polio, anak-anak bisa menderita polio. Mereka juga bisa menderita artritis. Suntikan atau infus immunoglobulin diberikan selama hidup penderita agar penderita memiliki antibodi sehingga bisa membantu mencegah infeksi. Jika terjadi infeksi bakteri diberikan antibiotik.
• Anak laki-laki penderita agammaglobulinemia X-linked banyak yang menderita infeksi sinus dan paru-paru menahun dan cenderung menderita kanker.

Gambarpenderita Ammaglobulinema X-Linked
www.gfmer.ch/genetic_diseases_v2...t3%3D996
 HIPOGAMMAGLOBULIN SEMENTARA PADA BAYI
• Pada penyakit ini, bayi memiliki kadar antibodi yang rendah, yang mulai terjadi pada usia 3-6 bulan. Keadaan ini lebih sering ditemukan pada bayi-bayi yang lahir prematur karena selama dalam kandungan, mereka menerima antibodi ibunya dalam jumlah yang lebih sedikit.
• Penyakit ini tidak diturunkan, dan menyerang anak laki-laki dan anak perempuan.
• Biasanya hanya berlangsung selama 6-18 bulan.
• Sebagian bayi mampu membuat antibodi dan tidak memiliki masalah dengan infeksi, sehingga tidak diperlukan pengobatan.
• Beberapa bayi (terutama bayi prematur) sering mengalami infeksi.
• Pemberian immunoglobulin sangat efektif untuk mencegah dan membantu mengobati infeksi. Biasanya diberikan selama 3-6 bulan.
• Jika perlu, bisa diberikan antibiotik.
 KANDIDIASIS MUKOKUTANEUS KRONIS
• Kandidiasi mukokutaneus kronis terjadi akibat buruknya fungsi sel darah putih, yang menyebabkan terjadinya infeksi jamur Candida yang menetap pada bayi atau dewasa muda.
• Jamur bisa menyebabkan infeksi mulut (thrush), infeksi pada kulit kepala, kulit dan kuku.
• Penyakit ini agak lebih sering ditemukan pada anak perempuan dan beratnya bervariasi.
• Beberapa penderita mengalami hepatitis dan penyakit paru-paru menahun. Penderita lainnya memiliki kelainan endokrin (seperti hipoparatiroidisme).
• Infeksi internal oleh Candida jarang terjadi.
• Biasanya infeksi bisa diobati dengan obat anti-jamur nistatin atau klotrimazol.
• Infeksi yang lebih berat memerlukan obat anti-jamur yang lebih kuat (misalnya ketokonazol per-oral atau amfoterisin B intravena).
• Kadang dilakukan pencangkokan sumsum tulang.
 ANOMALI DiGEORGE
• Anomali DiGeorge terjadi akibat adanya kelainan pada perkembangan janin.
• Keadaan ini tidak diturunkan dan bisa menyerang anak laki-laki maupun anak perempuan.
• Anak-anak tidak memiliki kelenjar thymus, yang merupakan kelenjar yang penting untuk perkembangan limfosit T yang normal. Tanpa limfosit T, penderita tidak dapat melawan infeksi dengan baik.
• Segera setelah lahir, akan terjadi infeksi berulang. Beratnya gangguan kekebalan sangat bervariasi.
• Kadang kelainannya bersifat parsial dan fungsi limfosit T akan membaik dengan sendirinya.
• Anak-anak memiliki kelainan jantung dan gambaran wajah yang tidak biasa (telinganya lebih renadh, tulang rahangnya kecil dan menonjol serta jarak antara kedua matanya lebih lebar).
• Penderita juga tidak memiliki kelenjar paratiroid, sehingga kadar kalium darahnya rendah dan segera setelah lahir seringkali mengalami kejang.
• Jika keadaannya sangat berat, dilakukan pencangkokan sumsum tulang.
• Bisa juga dilakukan pencangkokan kelenjar thymus dari janin atau bayi baru lahir (janin yang mengalami keguguran).
• Kadang kelainan jantungnya lebih berat daripada kelainan kekebalan sehingga perlu dilakukan pembedahan jantung untuk mencegah gagal jantung yang berat dan kematian.
• Juga dilakukan tindakan untuk mengatasi rendahnya kadar kalsium dalam darah.

 ATAKSIA-TELANGIEKTASIA
• Ataksia-telangiektasia adalah suatu penyakit keturunan yang menyerang sistem kekebalan dan sistem saraf. Kelainan pada serebelum (bagian otak yang mengendalikan koordinasi) menyebabkan pergerakan yang tidak terkoordinasi (ataksia). Kelainan pergerakan biasanya timbul ketika anak sudah mulai berjalan, tetapi bisa juga baru muncul pada usia 4 tahun.
• Anak tidak dapat berbicara dengan jelas, otot-ototnya lemah dan kadang terjadi keterbelakangan mental. Telangiektasi adalah suatu keadaan dimana terjadi pelebaran kapiler (pembuluh darah yang sangat kecil) di kulit dan mata.
• Telangiektasi terjadi pada usia 1-6 tahun, biasanya paling jelas terlihat di mata, telinga, bagian pinggir hidung dan lengan. Sering terjadi pneumonia, infeksi bronkus dan infeksi sinus yang bisa menyebakan kelainan paru-paru menahun. Kelainan pada sistem endokrin bisa menyebabkan ukuran buah zakar yang kecil, kemandulan dan diabetes.
• Banyak anak-anak yang menderita kanker, terutama leukemia, kanker otak dan kanker lambung. Antibiotik dan suntikan atau infus immunoglobulin bisa membantu mencegah infeksi tetapi tidak dapat mengatasi kelaianan saraf. Ataksia-telangiektasia biasanya berkembang menjadi kelemahan otot yang semakin memburuk, kelumpuhan, demensia dan kematian.
 PENYAKIT IMMUNODEFISIENSI GABUNGAN YANG BERAT
• Penyakit immunodefisiensi gabungan yang berat merupakan penyakit immunodefisiensi yang paling serius. Terjadi kekurangan limfosit B dan antibodi, disertai kekurangan atau tidak berfungsinya limfosit T, sehingga penderita tidak mampu melawan infeksi secara adekuat.Sebagian besar bayi akan mengalami pneumonia dan thrush (infeksi jamur di mulut); diare biasanya baru muncul pada usia 3 bulan. Bisa juga terjadi infeksi yang lebih serius, seperti pneumonia pneumokistik.
• Jika tidak diobati, biasanya anak akan meninggal pada usia 2 tahun. Antibiotik dan immunoglobulin bisa membantu, tetapi tidak menyembuhkan. Pengobatan terbaik adalah pencangkokan sumsum tulang atau darah dari tali pusar.
 SINDROMA WISKOTT-ALDRICH
• Sindroma Wiskott-Aldrich hanya menyerang anak laki-laki dan menyebabkan eksim, penurunan jumlah trombosit serta kekurangan limfosit T dan limfosit B yang menyebabkan terjadinya infeksi berulang. Akibat rendahnya jumlah trombosit, maka gejala pertamanya bisa berupa kelainan perdarahan (misalnya diare berdarah). Kekurangan limfosit T dan limfosit B menyebabkan anak rentan terhadap infeksi bakteri, virus dan jamur. Sering terjadi infeksi saluran pernafasan.
• Anak yang bertahan sampai usia 10 tahun, kemungkinan akan menderita kanker (misalnya limfoma dan leukemia). Pengangkatan limpa seringkali bisa mengatasi masalah perdarahan, karena penderita memiliki jumlah trombosit yang sedikit dan trombosit dihancurkan di dalam limpa. Antibiotik dan infus immunoglobulin bisa membantu penderita, tetapi pengobatan terbaik adalah dengan pencangkokan sumsum tulang.
 PENYAKIT GRANULOMATOSA KRONIS
• Penyakit granulomatosa kronis kebanyakan menyerang anak laki-laki dan terjadi akibat kelainan pada sel-sel darah putih yang menyebabkan terganggunya kemampuan mereka untuk membunuh bakteri dan jamur tertentu.
• Sel darah putih tidak menghasilkan hidrogen peroksida, superoksida dan zat kimia lainnya yang membantu melawan infeksi.
• Gejala biasanya muncul pada masa kanak-kanak awal, tetapi bisa juga baru timbul pada usia belasan tahun. Infeksi kronis terjadi pada kulit, paru-paru, kelenjar getah bening, mulut, hidung dan usus. Di sekitar anus, di dalam tulan dan otak bisa terjadi abses. Kelenjar getah bening cenderung membesar dan mengering. Hati dan limpa membesar.
• Pertumbuhan anak menjadi lambat.
• Antibiotik bisa membantu mencegah terjadinya infeksi.
• Suntikan gamma interferon setiap minggu bisa menurunkan kejadian infeksi.
• Pada beberapa kasus, pencangkokan sumsum tulang berhasi menyembuhkan penyakit ini.
 SINDROMA HIPER-IgE
• Sindroma hiper-IgE (sindroma Job-Buckley) adalah suatu penyakit immunodefisiensi yang ditandai dengan sangat tingginya kadar antibodi IgE dan infeksi bakteri stafilokokus berulang. Infeksi bisa menyerang kulit, paru-paru, sendi atau organ lainnya. Banyak penderita yang memiliki tulang yang lemah sehingga sering mengalami patah tulang. Beberapa penderita menunjukkan gejala-gejala alergi, seperti eksim, hidung tersumbat dan asma.
• Antibiotik diberikan secara terus menerus atau ketika terjadi infeksi stafilokokus. Sebagai tindakan pencegahan diberikan antibiotik trimetoprim-sulfametoksazol.
C. PENYEBAB IMUNODEFISIENSI
o Immunodefisiensi bisa timbul sejak seseorang dilahirkan (immunodefisiensi kongenital) atau bisa muncul di kemudian hari.
o Immunodefisiensi kongenital biasanya diturunkan. Terdapat lebih dari 70 macam penyakit immunodefisiensi yang sifatnya diturunkan (herediter).
o Pada beberapa penyakit, jumlah sel darah putihnya menurun; padapenyakit lainnya, jumlah sel darah putih adalah normal tetapi fungsinya mengalami gangguan. Pada sebagian penyakit lainnya, tidak terjadi kelainan pada sel darah putih, tetapi komponen sistem kekebalan lainnya mengalami kelainan atau hilang.
o Immunodefisiensi yang didapat biasanya terjadi akibat suatu penyakit. Immunodefisiensi yang didapat lebih banyak ditemukan dibandingkan dengan immunodefisiensi kongenital.
o Beberapa penyakit hanya menyebabkan gangguan sistem kekebalan yang ringan, sedangkan penyakit lainnya menghancurkan kemampuan tubuh untuk melawan infeksi.
o Pada infeksi HIV yang menyebabkan AIDS, virus menyerang dan menghancurkan sel darah putih yang dalam keadaan normal melawan infeksi virus dan jamur.
o Berbagai keadaan bisa mempengaruhi sistem kekebalan.
o Pada kenyataannya, hampir setiap penyakit serius menahun menyebabkangangguan pada sistem kekebalan.
o Orang yang memiliki kelainan limpa seringkali mengalami immunodefisiensi. Limpa tidak saja membantu menjerat dan menghancurkan bakteri dan organisme infeksius lainnya yang masuk ke dalam peredaran darah, tetapi juga merupakan salah satu tempat pembentukan antibodi.
o Jika limpa diangkat atau mengalami kerusakan akibat penyakit (misalnya penyakit sel sabit), maka bisa terjadi gangguan sistem kekebalan.
o Jika tidak memiliki limpa, seseorang (terutama bayi) akan sangat peka terhadai infeksi bakteri tertentu (misalnya Haemophilus influenzae, Escherichia coli dan Streptococcus). Selain vaksin yang biasa diberikan kepada anak-anak, seorang anak yang tidak memiliki limpa harus mendapatkan vaksin pneumokokus dan meningokokus.
o Anak kecil yang tidak memiliki limpa harus terus menerus mengkonsumsi antibiotik selama 5 tahun pertama. Semua orang yang tidak memiliki limpa, harus segera mengkonsumsi antibiotik begitu ada demam sebagai pertanda awal infeksi.
o Malnutrisi (kurang gizi) juga bisa secara serius menyebabkan gangguan sistem kekebalan.
o Jika malnutrisi menyebabkan berat badan kurang dari 80% berat badan ideal, maka biasanya akan terjadi gangguan sistem kekebalan yang ringan.
o Jika berat badan turun sampai kurang dari 70% berat badan ideal, maka biasanya terjadi gangguan sistem kekebalan yang berat.
o Infeksi (yang sering terjadi pada penderita kelainan sistem kekebalan) akan mengurangi nafsu makand an meningkatkan kebutuhan metabolisme tubuh, sehingga semakin memperburuk keadaan malnutrisi.
o Beratnya gangguan sistem kekebalan tergantung kepada beratnya dan lamanya malnutrisi dan ada atau tidak adanya penyakit. Jika malnutrisi berhasil diatasi, maka sistem kekebalan segera akan kembali normal.
D. LUPUS, PENYAKIT KELAINAN SISTEM IMUN
Penyakit lupus yang dalam bahasa kedokterannya dikenal sebagai systemic lupus erythematosus (SLE) adalah penyakit radang yang menyerang banyak sistem dalam tubuh, dengan perjalanan penyakit bisa akut atau kronis, dan disertai adanya antibodi yang menyerang tubuhnya sendiri. Apa penyebab penyakit ini? PENYAKIT lupus atau systemic lupus erythematosus (SLE) lebih sering ditemukan pada ras tertentu seperti ras kulit hitam, Cina, dan Filipina. Penyakit ini terutama diderita oleh wanita muda dengan puncak kejadian pada usia 15-40 tahun (selama masa reproduktif) dengan perbandingan wanita dan laki-laki 5:1. Penyakit ini sering ditemukan pada beberapa orang dalam satu keluarga.
Penyebab dan mekanisme terjadinya SLE masih belum diketahui dengan jelas. Namun diduga mekanisme terjadinya penyakit ini melibatkan banyak faktor seperti genetik, lingkungan, dan sistem kekebalan humoral. Faktor genetik yang abnormal menyebabkan seseorang menjadi rentan menderita SLE, sedangkan lingkungan berperan sebagai faktor pemicu bagi seseorang yang sebelumnya sudah memiliki gen abnormal. Sampai saat ini, jenis pemicunya masih belum jelas, namun diduga kontak sinar matahari, infeksi virus/bakteri, obat golongan sulfa, penghentian kehamilan, dan trauma psikis maupun fisik.
Gejala Klinis Gejala klinis dan perjalanan penyakit SLE sangat bervariasi. Penyakit dapat timbul mendadak disertai tanda-tanda terkenanya berbagai sistem dalam tubuh. Penyakit dapat juga menahun dengan gejala pada satu sistem yang lambat laun diikuti oleh terkenanya sistem yang lain. Pada tipe menahun terdapat masa bebas gejala dan masa kambuh kembali. Masa bebas gejala dapat berlangsung bertahun-tahun. Munculnya penyakit dapat spontan atau didahului faktor pemicu. Setiap serangan biasanya disertai gejala umum, seperti demam, badan lemah, nafsu makan berkurang dan berat badan menurun.
Diagnosis SLE seringkali sulit ditegakkan karena gejala klinis penyakitnya sangat beraneka ragam. Untuk menegakkan diagnosis SLE umumnya harus dilakukan melalui dua tahapan. Pertama, menyingkirkan kemungkinan diagnosis penyakit lain. Kedua, mencari tanda dan gejala penyakit yang memiliki nilai diagnosis tinggi untuk SLE.
Berdasarkan kriteria American College of Rheumatology (ACR) 1982, diagnosis SLE dapat ditegakkan secara pasti jika dijumpai empat kriteria atau lebih dari 11 kriteria, yaitu bercak-bercak merah pada hidung dan kedua pipi yang memberi gambaran seperti kupu-kupu (butterfly rash), kulit sangat sensitif terhadap sinar matahari (photohypersensitivity), luka di langit-langit mulut yang tidak nyeri, radang sendi ditandai adanya pembengkakan serta nyeri tekan sendi, kelainan paru, kelainan jantung, kelainan ginjal, kejang tanpa adanya pengaruh obat atau kelainan metabolik, kelainan darah (berkurangnya jumlah sel darah merah, sel darah putih, dan keping darah), kelainan sistem kekebalan (sel LE positif atau titer anti-ds-DNA abnormal atau antibodi anti SM positif atau uji serologis positif palsu sifilis) dan antibodi antinuklear (ANA) positif.
Kelainan yang paling sering pada SLE adalah kelainan sendi dan kelainan kulit. Sendi yang sering terkena adalah sendi jari-jari tangan, sendi lutut, sendi pergelangan tangan dan sendi pergelangan kaki. Kelainan kulit berupa butterfly rash dianggap khas dan banyak menolong dalam mengarahkan diagnosis SLE.
Pengobatan Sampai sekarang, SLE memang belum dapat disembuhkan secara sempurna. Meskipun demikian, pengobatan yang tepat dapat menekan gejala klinis dan komplikasi yang mungkin terjadi. Program pengobatan yang tepat bersifat sangat individual tergantung gambaran klinis dan perjalanan penyakitnya. Pada umumnya, penderita SLE yang tidak mengancam nyawa dan tidak berhubungan dengan kerusakan organ vital dapat diterapi secara konservatif.
Bila penyakit ini mengancam nyawa dan mengenai organ-organ vital, maka dipertimbangkan pemberian terapi agresif. Terapi konservatif maupun agresif sama-sama menggunakan terapi obat yang digunakan secara tunggal ataupun kombinasi. Terapi konservatif biasanya menggunakan anti-inflamasi non-steroid (indometasin, asetaminofen, ibuprofen), salisilat, kortikosteroid (prednison, prednisolon) dosis rendah, dan antimalaria (klorokuin). Terapi agresif menggunakan kortikosteroid dosis tinggi dan imunosupresif (azatioprin, siklofoshamid).
Sebelum tahun 1950, SLE merupakan penyakit yang fatal. Namun saat ini dengan pemakaian kortikosteroid yang tepat serta adanya kombinasi dengan obat lain dapat memberikan hasil yang baik. Kematian paling sering disebabkan komplikasi gagal ginjal, kerusakan jaringan otak, dan infeksi sekunder.
Selain itu, penderita SLE perlu diingatkan untuk selalu menggunakan krem pelindung sinar matahari, baju lengan panjang, topi atau payung bila akan bekerja di bawah sinar matahari karena penderita sangat sensitif terhadap sinar matahari. Infeksi juga lebih mudah terjadi pada penderita SLE, sehingga penderita dianjurkan mendapat terapi pencegahan dengan antibiotika bila akan menjalani operasi gigi, saluran kencing, atau tindakan bedan lainnya. Salah satu bagian dari pengobatan SLE yang tidak boleh terlupakan adalah memberikan penjelasan kepada penderita mengenai penyakit yang dideritanya, sehingga penderita dapat bersikap positif terhadap terapi yang akan dijalaninya. Saat ini di beberapa negara telah tersedia penjelasan mengenai penyakit SLE dalam bentuk brosur, bahkan telah berdiri perkumpulan penderita SLE.


Gambar penderita Lupus

www.rsisultanagung.co.id


DAFTAR PUSTAKA

Fansmaniac. 2009. Penyakit Immunodefisiensi/Kelainan Sistem Imun http://fansmania.wordpress.com. Diakses 14 Maret 2010 pukul 9.30
Fansmaniac. 2009. LUPUS, Penyakit Kelainan Sistem Imun http://fansmania.wordpress.com. Diakses 14 Maret 2010 pukul 10.00

Sabtu, 10 Juli 2010

MSDS Kalium Permanganat (KMnO4)







POTASSIUM PERMANGANAT
(KMnO4)

1.IDENTIFIKASI BAHAN
Nama produk : Potassium Permanganate
Sinonim : Potassium Permanganate, Bioteknologi Grade
Nama kimia : Potassium Permanganate
Formula kimia : KMnO4
2.LABEL BAHAYA








3.INFORMASI BAHAN SINGKAT
Berbentuk padat. Sangat reaktif dengan bahan-bahan organik, logam, asam. 
Reaktif dengan mengurangi agen, bahan mudah terbakar. Dapat bereaksi hebat dengan kebanyakan logam, ammonia, ammonium garam, phosphorous, banyak dibagi halus organik compounds (bahan), cairan, asam, belerang.
4.SIFAT-SIFAT BAHAYA
1.BAHAYA KESEHATAN
Berbahaya jika terjadi kontak kulit (yg mengganggu), dari kontak mata (yg mengganggu), dari proses menelan, dari inhalasi. Agak berbahaya dalam kasus kontak kulit (permeator). Korosif mungkin untuk mata dan kulit. Jumlah tergantung kerusakan jaringan panjang pada kontak. Kontak mata dapat menyebabkan kerusakan atau corneal kebutaan. Kontak kulit dapat menghasilkan radang dan blistering. Inhalasi zat akan menghasilkan iritasi ke perut usus atau saluran pernafasan, dicirikan oleh bersin dan batuk. Bila terhrup secara berlebihan dapat merusak paru-paru, shock, 
ketidaksadaran atau kematian.
2.BAHAYA KEBAKARAN
Tidak mudah terbakar akan tetapi akan terbakar spontan apabila kontak dengan ethylene glycol. 

3.BAHAYA REAKTIVITAS 
MUTAGENIC EFEK : Mutagenic untuk bakteri dan / atau ragi. 
Zat mungkin beracun ke ginjal, hati, kulit, sistem saraf pusat (CNS). 
Apabila zat terkena mata dapat menghasilkan iritasi mata. Bila terkena kulit dapat menghasilkan kulit kehancuran, atau infeksi kulit. Bila terhirup dapat menghasilkan berbeda-beda pernafasan iritasi paru-paru atau kerusakan. 
5.SIFAT-SIFAT FISIKA
Fisik : solid/ zat padat
Bau : tidak berbau
Rasa : agak manis
Berat molekul : 158,03 g/mol
Warna : ungu
Berat jenis : 2,7 @ 15 C
6.KESELAMATAN DAN PENGAMANAN
Apabila terkena mata segera dibilas dengan air paling tidak 15 menit, air dingin dapat digunakan. Kemudian segera meminta pertolongan medis.Segera mendapatkan perhatian medis.
Apabila terkena kulit, segera dibilas dengan air sekurang-kurangnya 15 menit. Bila terkena pakaian dan sepatu segera cuci dengan air dingin dan sabun. 
Inhalasi: 
Apabila terhirup di saluran pernapasan, segera pergi ke tempat yang berudara segar. Jika tidak dapat bernapas, dapat diberikan pernafasan buatan.Apabila sulit bernapas segera diberi Oksigen. Segera beri tindakan medis.
PERINGATAN: Ini mungkin berbahaya kepada orang yang memberikan bantuan untuk memberikan pernafasan buatan dari mulut ke mulut karena bahan bersifat racun dan korosif.
7.INFORMASI LINGKUNGAN
Tidak berbahaya untuk lingkungan. Bersifat korosif.

Selasa, 29 Juni 2010

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) biologi yang baik...

RPP merupakan suatu rencana unruk terwujudnya suatu tujuan pembelajaran. Setiap RPP memiliki kekhasan masing masing yang disesuaikan dengan guru yang membuat dan kondisi siswa serta sekolah. Akan tetapi, RPP harus mengacu pada silabus yang berkurikulum KTSP. Maka, menurut pendapat saya RPP khususnya biologi sebaiknya:
 Mudah dijalankan
RPP harus mudah dijalankan oleh guru yang membuat dan guru lain apabila guru tersebut berhalangan hadir.
 RPP harus memuat lembar identitas ( Sekolah, alokasi waktu, SK, KD, Indikator, Tujuan
 Harus lengkap dan rinci,)
Yaitu terdiri dari
Pembukaan
Apersepsi :
• Menggunakan teknik bertanya kepada siswa, dimulai daengan pertanyaan yang mudah
• Membawa kasus/ fenomena yang nyata
• Getting interest
• Membacakan tujuan dilanjutkan dengan kesepakatan( tidak hanya waktu tapi juga apa yang akan dilakukan dalam pembelajaran kali ini)
Inti
• Kegiatan siswa menggunakan proses ilmiah (inkuiri/inquiry) →menghitung, mengamati, menimbang, membuat hipotesis, melakukan percobaan, menarik kesimpulan, mengkomunikasikan hasil, membuat table pengamatan, menggolongkan, mendiskusikan, menganalisis, dan bertanya
Kesimpulan
• Ada kondensasi (sari)
• Penguatan
• Evaluasi dan refleksi

 Khas Biologi, model boleh bermacam macam tetapi tidak meninggalkan hakikat biologi sebagai proses inkuir (menemukan).
 Bernapaskan KBK, penilaian secara berimbang (tes, sikap dan keterampilan), cara memberi umpan balik (test) yaitu di awal, proses dan akhir.
 Detail dan bisa diikuti oleh orang lain
 Membuat guru sendiri cenderung melakukan bukan sebagai kelengkapan administrasi sekolah

TEORI EVOLUSI DAN AGAMA


TEORI EVOLUSI BIOLOGIS DAN AGAMA
RESUME
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Evolusi
Prodi Pendidikan Biologi
Oleh

FAJAR ADINUGRAHA 4401407029
Rombel 02

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2010
Darwin dalam mengemukakan teori evolusi tetap mengakui Tuhan yang menciptakan makhluk hidup. Di dalam bukunya “The Origin of Species by means of Natural Selection” pada kalimat paling akhir mengatakan bahwa ada Pencipta yang menciptakan kehidupan maha dahsyat di planet ini. Selain itu, dalam bab yang berjudul “Kehidupan dan Pekerjaan Darwin dari buku karya K.F Vaas “Darwinisme dan Ajaran Evolusi” kita dapat temukan bahwa Darwin tenyata masih mengakui adanya Tuhan. Pengakuan senada juga terdapat dalam bab “Yang selamat dari tang Terkuat” dari buku “Buku-buku yang merobah dunia” petikannya”……………Demikian, jika saya renungkan saya terpaksa mencari sebab pertama, sebagai sesuatu yang mempunyai pikiran cerdik yang sampai tingkat tertentu mempunyai analogi yang sama dengan yang terdapat pada manusia: saya sepatutnya disebut orang Theis”.
Menurut pandangan filsafat, yang dilengkapi dengan vitalisme, directionalisme dan finalisme menganggap dan meyakini kebenaran agama yang berdasarkan wahyu. Organisme tidak hanya dikajji dari aspek saja tetapi bahwa manusia yang utuh terdiri dari komponen jasmani (body) dan rokhani (soul).
Menurut pandangan agama, kesekuruhan yang ada di muka buli ini digolongkan atas: Khalik, yaitu Tuhan yang menciptakan dan makhluk yaitu segala sesuatu yang diciptakan oleh Tuhan. Hal ini berarti, segala macam benda (benda hidup maupun benda tak hidup) diciptakan atas kehendak Tuhan. Terjadinya jenis-jenis makhluk hidup dan evolusi juga atas kehendak Tuhan.
Mengapa Tuhan tidak menciptakan manusia secara langsung? Mengapa harus melewati waktu yang lama? Menurut pandangan agama, Tuhan maha kuasa, Tuhan menciptakan sesuatu tidak seperti manusia bekerja. Hal ini dituliskan dalam beberapa ayat dalam Al-Quran.
Teori evolusi justru membawa orang kepada persoalan asal mula makhluk hidup. Biologi menolak teori generation spontanea (bahwa makhluk hidup berasal dari benda mati). Menurut agama Islam, Kristen(Nasrani) dan Yahudi menyebutkan bahwa manusia yang diciptakan pertama oleh Tuhan adalah adam. Hal ini dapat ditunjukkan dari Firman Tuhan dalam Al-Quran dan kitab suci lainnya bahwa adam manusia pertama diciptakan dari tanah. Menurut biologi, menerangkan bahwa tiap-tiap bagian dari jasmani (body) makhluk hidup berasal dari tanah melewati makanan dan minuman. Selain itu, bahwa tiap unsur dari jasmani manusia terdapat unsurnya dalam tanah juga.
Kemudian bagaimana pandangan teori evolusi terhadap adam?
Dalam pandangan agama, adam adalah makhluk yang sudah dapat berpikir taraf konsepsi, mempunyai kemampuan berfikir abstrak, serta memiliki bahasa. Hal ini apabila dihubungkan dengan teori evolusi biologis akan tercapai kalau makhluk tersebut berada dalam tingkat “Homo sapiens” atau manusia berakal. Homo sapiens berasal dari perkembangan hidup dengan jenis yang bukan sapiens. Menurut ahli, jenis ini memiliki otak (brain) yang khas bersifat manusia.
Kemudian bagaimana hubungan adam dan Homo sapiens?
Menurut pandangan agama, dalam kitab suci tidak mengenal istilah Homo sapiens. Istilah ini muncul sekitar abad 18 karena pemikiran para ahli. Teori evolusi biologis menjelaskan bahwa dalam perkembangan evolusi makhluk hidup pada suatu ketika mempunyai cirri-ciri yang dimiliki adam. Nah, makhluk hidup yang demikian dalam dunia pengetahuan diberi nama Homo sapiens. Kesimpulannya, Adam adalah Homo sapiens yang pertama dan semua manusia di zaman ini dapat disebut keturunan adam atau termasuk jenis Homo sapiens.
Kemudian bagaimana dengan Pithecanthropus (manusia kera berjalan tegak) dan Meganthropus?? Di mana letaknya dalam agama dan evolusi. Apakah dapat dijelaskan dari sisi agama dan evolusi? Apakah ciri fisik dan otak adam sama dengan Homo sapiens?
Hanya Tuhan dan waktu yang bisa menjawab.
Demikian resume dari kelompok kami, kiranya resume ini bisa memberikan sedikit penjelasan mengenai teori evolusi yang selalu bersebrangan dengan agama. Tetapi, selama teori itu belum bisa ditumbangkan dengan teori lain yang harus dikaji melalui metode ilmiah juga, maka teori itu masih dapat dipercaya oleh ilmuwan.
TRIMS. SEMOGA BERMANFAAT.

Senin, 28 Juni 2010

BIOTEKNOLOGI DI ERA MODERN





















TUGAS DASAR-DASAR BIOTEKNOLOGI
SEJARAH DAN PERKEMBANGAN BIOTEKNOLOGI

1. SEJARAH BIOTEKNOLOGI
Bioteknologi secara sederhana sudah dikenal oleh manusia sejak ribuan tahun yang lalu. Sebagai contoh, di bidang teknologi pangan adalah pembuatan bir, roti, maupun keju yang sudah dikenal sejak abad ke-19, pemuliaan tanaman untuk menghasilkan varietas-varietas baru di bidang pertanian, serta pemuliaan dan reproduksi hewan. Di bidang medis, penerapan bioteknologi di masa lalu dibuktikan antara lain dengan penemuan vaksin, antibiotik, dan insulin walaupun masih dalam jumlah yang terbatas akibat proses fermentasi yang tidak sempurna. Perubahan signifikan terjadi setelah penemuan bioreaktor oleh Louis Pasteur. Dengan alat ini, produksi antibiotik maupun vaksin dapat dilakukan secara massal.
Pada masa ini, bioteknologi berkembang sangat pesat, terutama di negara negara maju. Kemajuan ini ditandai dengan ditemukannya berbagai macam teknologi semisal rekayasa genetika, kultur jaringan, rekombinan DNA, pengembangbiakan sel induk, kloning, dan lain-lain. Teknologi ini memungkinkan kita untuk memperoleh penyembuhan penyakit-penyakit genetik maupun kronis yang belum dapat disembuhkan, seperti kanker ataupun AIDS. Penelitian di bidang pengembangan sel induk juga memungkinkan para penderita stroke ataupun penyakit lain yang mengakibatkan kehilangan atau kerusakan pada jaringan tubuh dapat sembuh seperti sediakala. Di bidang pangan, dengan menggunakan teknologi rekayasa genetika, kultur jaringan dan rekombinan DNA, dapat dihasilkan tanaman dengan sifat dan produk unggul karena mengandung zat gizi yang lebih jika dibandingkan tanaman biasa, serta juga lebih tahan terhadap hama maupun tekanan lingkungan. Penerapan bioteknologi di masa ini juga dapat dijumpai pada pelestarian lingkungan hidup dari polusi. Sebagai contoh, pada penguraian minyak bumi yang tertumpah ke laut oleh bakteri, dan penguraian zat-zat yang bersifat toksik (racun) di sungai atau laut dengan menggunakan bakteri jenis baru.
Kemajuan di bidang bioteknologi tak lepas dari berbagai kontroversi yang melingkupi perkembangan teknologinya. Sebagai contoh, teknologi kloning dan rekayasa genetika terhadap tanaman pangan mendapat kecaman dari bermacam-macam golongan.





















2. PERKEMBANGAN BIOTEKNOLOGI
Perkembangan bioteknologi dapat dibagi dalam beberapa era yang meliputi:
1. Era bioteknologi generasi pertama / bioteknologi sederhana.
Penggunaan mikroba masih secara tradisional, dalam produksi makanan dan tanaman serta pengawetan makanan.
Contoh:
pembuatan tempe, tape, cuka, dan lain-lain.
2. Era bioteknologi generasi kedua.
Proses berlangsung dalam keadaan tidak steril.
Contoh:
a. produksi bahan kimia: aseton, asam sitrat
b. pengolahan air limbah
c. pembuatan kompos
3. Era bioteknologi generasi ketiga.
Proses dalam kondisi steril.
Contoh :
produksi antibiotik dan hormon
4. Era bioteknologi generasi baru
Contoh:
produksi insulin, interferon, antibodi monoclonal
BIOTEKNOLOGI DALAM PRODUKSI PANGAN
1. MAKANAN BAHAN SUSU
.Prinsipnya adalah memfermentasi susu menghasilkan asam laktat.
1.Keju
Mikroba: Propiabacterium (bakteri asam laktat) yang juga berperan memberi rasa dan tekstur keju.
2.Yoghurt
Mikroba: 1. Lactobacillusbulgaris → pemberi rasa dan aroma,Streptococcus thermophilus → menambah keasaman
3. Mentega
Mikroba: Leuconostoc cremoris
2. MAKANAN NON SUSU
1. Roti, asinan, dan alkohol (bir, anggur “wine”, rum), oleh ragi
2. Kecap, oleh Aspergillus oryzae
3. Nata de Coco, oleh Acetobacter xilinum
Prinsipnya adalah pemecahan amilum oleh mikroba menghasilkan gula, yang kemudian difermentasi
4. Cuka, oleh Acetobacter aseti
Alkohol difermentasi dalam kondisi aerob
BIOTEKNOLOGI DALAM INDUSTRI
1.Asam Sitrat
mikroba : Aspergillus niger
bahan : tetes gula dan sirup
Fs. Asam Sitrat : pemberi citarasa, pengemulsi susu, dan antioksidan. Umumnya asam ini banyak terdapat pada jeruk.
2. Vitamin
- B1 oleh Assbya gossipii
- B12 oleh Propionibacterium dan Pseudomonas
3. Enzim
Amilase → digunakan dalam produksi sirup, kanji, glukosa.
Glukosa isomerase : mengubah amilum menjadi fruktosa.
Fruktosa digunakan sebagai pemanis makanan menggantikan sukrosa.
mikroba: Aspergillus niger, Aspergillus oryzae, Bacillus subtilis
b. Protease
- digunakan antara lain dalam produksi roti, bir
- protease proteolitik berfungsi sebagai pelunak daging dan ..campuran deterjen untuk menghilangkan noda protein
mikroba: Aspergillus oryzae, Bacillus subtilis
c. Lipase
Antara lain dalam produksi susu dan keju Þ untak meningkatkan cita rasa.
mikroba: Aspergillus niger, Rhizopus sp
d. Asam Amino
- asam glutamat → bahan utama MSG (Monosodium Glutamat)
- Lisin → asam amino esensial, dibutuhkan dalam jumlah besar
..oleh ternak.
Keduanya oleh Corynobacterium glutamicum

DAFTAR PUSTAKA
http://id.shvoong.com/exact-sciences/1955061-sejarah-dan-perkembangan-bioteknologi/

PROTEIN SEL TUNGGAL


Protein sel tunggal adalah bahan makanan berkadar protein tinggi yang berasal dari mikroba. Istilah protein sel tunggal (PST) digunakan untuk membedakan bahwa PST berasal dari organisme bersel tunggal atau banyak. Pemanfaatan mikroorganisme sehingga mengahasilkan makanan berprotein tinggi secara komersial dimulai sejak Perang Dunia I di Jerman dengan memproduksi khamir torula. Operasi utama dalam produksi protein sel tunggal adalah fermentasi yang bertujuan mengoptimalkan konversi substrat menjadi massa microbial.
Kecemasan akan kekurangan pangan dan malnutrisi di dunia pada tahun 1970-an telah meningkatkan perhatian pada sel tunggal. Sebagian besar dari bobot kering sel dari hampir semua spesies memiliki kandungan protein yang tinggi. Oleh karena itu, bobot kering sel tunggal memiliki nilai gizi yang tinggi.
Mikroorganisme yang dibiakkan untuk protein sel tunggal dan digunakan sebagai sumber protein untuk hewan atau pangan harus mendapat perhatian secara khusus. Mikroorganisme yang cocok antara lain memiliki sifat tidak menyebabkan penyakit terhadap tanaman, hewan, dan manusia. Selain itu, nilai gizinya baik, dapat digunakan sebagai bahan pangan atau pakan, tidak mengandung bahan beracun serta biaya produk yang dibutuhkan rendah. Mikroorganisme yang umum digunakan sebagai protein sel tunggal, antara lain alga Chlorella, Spirulina, dan Scenedesmus; dari khamir Candida utylis; dari kapang berfilamen Fusarium gramineaum; maupun dari bakteri.
Protein sel tunggal yang berasal dari kapang berfilamen disebut mikroprotein. Di Amerika Serikat, mikroprotein telah diproduksi secara komersial bernama quorn. Quorn dibuat dengan cara menanam kapang ditempat peragian yang berukuran besar. Setelah membuang air dari tempat peragian, makanan berharga yang tertinggal dicetak menjadi balok-balok yang mudah dibawa.
Produk protein sel tunggal sangat bergantung pada perkembangbiakan skala besar dari mikroorganisme tertentu yang diikuti dengan proses pendewasaan dan pengolahan menjadi bahan pangan. Ada dua factor pendukug pengembangbiakan mikroorganisme untuk protein sel tunggal, yaitu:
a. laju pertumbuhan sangat cepat jika dibandingkan dengan sel tanaman atau sel hewan dan waktu yang diperlukan untuk penggandaan relatif singkat;
b. berbagai macam substrat yang digunakan bergantung pada jenis mikroorganisme yang digunakan.


Langkah-langkah produk protein sel tunggal sebagai berikut.
a. Pemilihan dan penyiapan sumber karbon, beberapa perlakuan fisik dan kimiawi terhadap bahan dasar yang diperlukan
b. Penyiapan media yang cocok dan mengandung sumber karbon, sumber nitrogen, fosfor, dan unsur-unsur lain yang penting
c. Pencegahan kontaminasi media
d. Pembiakan mikroorganisme yang diperlukan
e. Pemisahan biomassa microbial dari cairan fermentasi
f. Penanganan lanjut biomassa

Kelebihan PST adalah sebagai berikut:
a. laju pertumbuhan sangat cepat yaitu dalam ukuran jam dan masih bisa ditingkatkan lagi
b. dapat menggunakan bermacam-macam media atau substrat
c. produksi PST tidak bergantung iklim dan musim
d. memiliki kandungan protein lebih tinggi daripada hewan dan tumbuhan.

Rabu, 28 April 2010

Apa sich DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)??

























Oleh

FAJAR ADINUGRAHA 4401407029
Rombel 02

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2010



A. PENDAHULUAN

Demam berdarah dengue (DBD) telah menjadi masalah kesehatan bukan hanya di Indonesia tetapi di juga di negara lain di Asia Tenggara. Selama tiga sampai lima tahun terakhir jumlah kasus DBD telah meningkat sehingga Asia Tenggara menjadi wilayah hiperendemis. Sejak tahun 1956 sampai 1980 di seluruh dunia kasus DBD yang memerlukan rawat inap mencapai 350 000 kasus per tahun sedang yang meninggal dilaporkan hampir mencapai 12 000 kasus.
Demam Berdarah (DB) adalah penyakit yang terutama terdapat pada anak, remaja, dan orang dewasa. Tanda yang paling sering berupa demam, nyeri pada otot dan nyeri sendi, yang disebabkan oleh virus dengue yang dibawa oleh nyamuk yang namanya nyamuk aedes aegypti. Gambaran penyakit ini sangat bervariasi mulai dari yang paling ringan sampai yang paling berat dengan tanda - tanda demam tinggi, perdarahan pada kulit mungkin juga pada gusi dan cenderung terjadinya syok. Masa inkubasi dengue antara 5 - 8 hari dapat juga sampai 15 hari. Perdarahan biasanya muncul pada hari ke 3 - 6 sejak panas terjadi berupa bercak -bercak pada kulit lengan dan kaki lalu akan menjalar keseluruh tubuh.
Demam berdarah disebabkan oleh virus dengue yang merupakan anggota genus Flavivirus dari famili Flaviviridae . Terdapat 4 serotipe virus dengue yang disebut DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4. Oleh karena ditularkan melalui gigitan artropoda maka virus dengue termasuk arbovirus. Vektor DBD yang utama adalah nyamuk Aedes aegypti. DBD merupakan bentuk berat dari infeksi dengue yang ditandai dengan demam akut, trombositopenia, netropenia dan perdarahan.
Di Indonesia nyamuk penular (vektor ) penyakit DBD yang penting adalah Aedes aegypti, Aedes albopictus, dan Aedes scutellaris, tetapi sampai saat ini yang menjadi vektor utama dari penyakit DBD adalah Aedes aegypti. Penyakit DBD pertama kali ditemukan pada tahun 1968 di Surabaya dengan kasus 58 orang anak, 24 diantaranya meninggal dengan Case Fatality Rate (CFR) = 41,3%. Sejak itu penyakit DBD menunjukkan kecenderunganpeningkatan jumlah kasus dan luas daerah terjangkit. Seluruh wilayah Indonesia mempunyai resiko untuk terjangkit penyakit DBD , kecuali daerah yang memiliki ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan laut. Penyakit DBD dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, mobilitas penduduk, kepadatan penduduk, adanya kontainer buatan ataupun alami di tempat pembuangan akhir sampah (TPA) ataupun di tempat sampah lainnya, penyuluhan dan perilaku masyarakat, antara lain : pengetahuan, sikap, kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN), fogging, abatisasi, dan pelaksanaan 3M (menguras, menutup, dan mengubur).

B. VIRUS DENGUE























Gambar. 1 Virus Dengue
C. GEJALA UMUM PENYAKIT DEMAM BERDARAH DBD
Penderita DBD dapat menunjukkan gejala batuk, pilek, muntah, mual, nyeri tenggorok, nyeri perut, nyeri otot atau tulang, nyeri kepala, diare, kejang atau kesadaran menurun. Gejala ini juga dijumpai pada berbagai penyakit infeksi virus atau infeksi bakteri lainnya yang menyerang tubuh.
Menurut kriteria WHO (World Health Organization) diagnosis DBD hanya dibuat berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan laboratorium trombosit dan hematokrit. Gejala pada penyakit demam berdarah diawali dengan demam tinggi yang mendadak 2-7 hari (38°C – 40°C) disertai manifestasi pendarahan berupa bintik perdarahan di kulit, pendarahan selaput putih mata, mimisan atau berak darah.
Penyakit ini ditandai oleh pembesaran hati, syok atau tekanan nadi menurun menjadi 20 mmHg atau kurang, tekanan sistolik sampai 80 mmHg atau lebih rendah. Pemeriksaan laboratorium didapatkan penurunan trombosit sampai kurang dari 100.000 /mm³ pada hari ke III-V dan meningkatnya nilai hematokrit (>40%).
Sering dijumpai penderita DBD juga mengalami pitfall diagnosis sebagai penyakit tifus. Kesalahan lain, sering dianggap bahwa demam disebabkan karena penyakit DBD dan tifus secara bersamaan. Kesalahan ini sering terjadi karena pemahaman yang kurang baik tentang dasar diagnosis penyakit, perjalanan penyakit dan interpretasi laboratorium.
Pola demam pada DBD biasanya mendadak tinggi, terus menerus tidak pernah turun dalam 2 hari pertama, menurun pada hari ke III dan meningkat lagi hari ke IV-V. Demam pada penyakit tifus biasanya tinggi terutama malam hari. Pada penderita DBD sering ditemukan juga peningkatan hasil Widal.
Pemeriksaan Widal adalah identifikasi antibodi tubuh terhadap penyakit tifus. Kejadian seperti inilah yang menimbulkan kerancuan diagnosis DBD. Padahal pada penyakit tifus pada minggu awal panas biasanya malah tidak terdeteksi peningkatan titer Widal tersebut. Bila hasil pemeriksaan widal meningkat tinggi pada awal minggu pertama, tidak harus dicurigai sebagai penyakit tifus.






















D. ANTISIPASI DEMAM BERDARAH
Dalam mengantisipasi wabah demam berdarah (DBD), Departemen kesehatan kini tengah meneliti virus DBD yang diambil dari sampel darah pasien di sejumlah daerah. Namun penelitian tersebut belum secara luas dilakukan akibat terhambat ketiadaan dana, seperti dikatakan dalam liputan6.com.
Suatu inovasi teknologi guna membantu mengatasi wabah DBD telah berhasil ditemukan. Inovasi teknologi yang dihasilkan Balittro tersebut berupa plasma nutfah tanaman obat, khususnya untuk pengobatan DBD. Tanaman obat tersebut harus dicampurkan satu dengan lainnya agar tercipta suatu ramuan obat alami. Salah satu ramuan alami untuk mengobati DBD berupa sirup kesehatan.
Untuk membuatnya diperlukan bahan-bahan berupa kunyit (2-4 jari), temu ireng (2-3 buah), dan daun meniran (3-4 pohon). Selain itu diperlukan pula daun pepaya tua (2 lembar), daun jambu biji merah (2-3 lembar), serta garam secukupnya.
Semua bahan tersebut dicuci bersih, lalu dihancurkan menggunakan blender. Campurkan pula satu gelas air ke dalamnya. Peras ramuan tersebut dan minumkan hasil perasannya setiap empat jam sekali. Lalukan hal tersebut secara berulang hingga pulih.
Ramuan tersebut cukup manjur untuk mengobati DBD dan tidak menimbulkan efek sampaing bagi kesehatan. Hal ini dikarenakan bahan-bahan yang digunakan sebagai dasar ramuan mengandung berbagai macam khasiat. Daun pepaya dan jambu biji merah diyakini dapat membunuh virus DBD. Kunyit diketahui sebagai anti biotik, sedangkan temu ireng dapat menyembuhkan luka lambung. Adapun meniran berguna untuk menaikan jumlah trombosit, dan garam dapat menaikkan tekanan darah.


F. KONTROVERSI MESIN "FOG"
Pengasapan dengan insektisida untuk membasmi nyamuk dewasa Aedes aegypti, sebagai pembawa virus dengue penyebab penyakit DBD, dilakukan dengan menggunakan mesin fog(mesin pembuat kabut asap) yang dapat dipasang pada pesawat terbang, kapal ataupun kendaraan bermotor lainnya, dan terdapat pula jenis mesin fog yang dapat dijinjing (thermalfog). Di Indonesia, yang digunakan adalah mesin fog yang diangkut dengan mobil (dikenaldengan mesin ULV) dan mesin fog yang dijinjing.
Pengasapan insektisida dengan mesin ULV dilaksanakan dengan cara menyemprotkaninsektisida ke lahan atau bangunan yang dilewati di sepanjang jalan yang dapat dilalui kendaraan roda empat. Dengan daya semprotnya yang kuat, diharapkan nyamuk yang berada di halaman maupun di dalam rumah terpapar dengan insektisida dan dapat dibasmi ("knockdown effect"). Untuk mencapai hasil yang optimal, maka sepanjang jalan yang dilalui harus dipastikan tidak ada penghalang antara mesin dan lahan atau bangunan yang akan dilakukan pengasapan tersebut.
Pengasapan dengan mesin fog jinjing dilaksanakan oleh petugas dari rumah ke rumah dalam radius 100 meter mengelilingi rumah penderita ("fogging focus") karena diperkirakan selama hidupnya nyamuk betina tersebut hanya terbang dalam jarak 50-100 meter. Tidak seperti pengasapan dengan mesin ULV, pada pengasapan dengan mesin fog jinjing seluruh pintu atau jendela rumah malah harus ditutup. Pengasapan dilaksanakan oleh petugas dari dalam rumah untuk membunuh nyamuk dewasa yang berada di dalam rumah, seperti halnya kita menyemprot menggunakan obat nyamuk.




DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2007. http://www.litbang.deptan.go.id/berita/one/196/
Dharma, Rahayuningsih. 2006. Disfungsi Endotel pada Demam Berdarah Dengue. Jurnal Makara, Kesehatan, Vol. 10 No. 1. Fakultas kedokteran, Universitas Indonesia.
Fathi, dkk. 2005. Peran Faktor Lingkungan dan Perilaku terhadap Penularan Demam Berdarah Dengue di Kota Mataram. Jurnal Kesehatan Lingkungan, Vol. 2, No.1 hal 1-10. Universitas Airlangga.
Lawuyan, Stefanus. 2008. Pembasmian Penyakit Demam Berdarah Dengue. Sekretaris Badan Perencanaan Pembangunan Kota Surabaya.
Muhlisin, Abi danArum Pratiwi. 2006. Penanggulangan Demam Berdarah Dengue(DBD) di Kelurahan Singopuran Kartasura Sukoharjo. Jurnal Warta , Vol. 9, No. 2, 123-129. Jurusan Keperawatan, Fakultas Kedokteran Universitas Muhamadiyah Surakarta.
Qauliyah, Asta. 2007. Kemiripan Penyakit Demam Berdarah (DBD) dengan Penyakit Lainnya. www.astaqauliyah.com Diakses 22 April 2010 pukul 20.00.

Sabtu, 20 Maret 2010

PENGERTIAN BIOLOGI

Biologi merupakan ilmu yang paling dekat dengan kehidupan kita. Biologi ada di dalam diri kita dan lingkungan di sekitar kita. Setiap hari kita berhadapan dengan biologi. Biologi mengkaji mengenai benda-benda hidup ( manusia, hewan dan tumbuhan). Ilmu biologi diperoleh menggunakan suatu metode ilmiah.

Pengertian Biologi

Berasal dari kata Bios=hidup dan Logos=ilmu. Jadi dapat dikatakan bahwa Biologi merupakan ilmu pengetahuan tentang makhluk hidup

Biologi sebagai ilmu

Biologi merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan alam yang memiliki obyek pembahasan mengenai benda hidup. Biologi berkaitan erat dengan fisika dan kimia. Dalam perkembangannya, ilmu biologi dibai menjadi cabang cabang ilmu biologi seperti:

· Botani= mempelajari tumbuhan/tanaman

· Anatomi= mempelajari struktur tubuh (anatomi tumbuhan, anatomi hewan dan manusia)

· Morfologi= mempelajari bentuk tubuh

· Fisiologi= mempelajari fungsi dan proses dari suatu benda hidup(tumbuhan,hewan dan manusia)

· Patologi=mempelajari penyakit

· Bakteriologi= mempelajari bakteri

· Virologi= mempelajari virus

· Genetika= mempelajari pewarisan sifat

· Embriologi= mempelajari tentang embrio (bakal calon tumbuhan dan hewan)

· Taksonomi= mempelajari tentang klasifikasi (hewan dan tumbuhan)

· Ekologi= mempelajari tantang lingkungan

· Sitologi= mempelajari tentang sel

· Dan masih banyak lagi

Metode Ilmiah

Salah satu ciri dari ilmu biologi adalah metode ilmiah. Metode ilmiah adalah cara untuk memecahkan sustu masalah dengan langkah-langkah tertentu, sistematis, logis dan empiris.

Langkah-langkah metode ilmiah

1. Mengadakan pengamatan, kemudian merumuskan masalah

2. Menyusun dugaan sementara (hipotesis)

3. Menguji hipotesis dengan percobaan/ eksperimen

4. Menarik kesimpulan

5. Menguji kesimpulan dengan percobaan lagi