1.Tipe Sirip Butterfly
Disebut juga dengan nama serit bulan atau serit kapas. Semua sirip berbentuk lebar dengan
sirip ekor polos tanpa ada tulang sirip yang mencuat keluar. Apabila sedang mekar,
maka seluruh sirip akan saling menutupi sehingga berbentuk seperti bulan.
2. Tipe Sirip Cagak
Mirip dengan bentuk butterfly hanya saja sirip ekor terbelah dua di tengah sehingga
biasa disebut juga double tail. Pembelahan di tengah tidak selalu harus simetris.
Variasi dari tipe cagak antara lain tipe sirip berduri dan polos. Tipe cagak disebut
juga split tail. Apabila posisi sirip punggung sejajar dengan posisi sirip perut disebut
double tail super delta.
3. Tipe Serit Tunggal
Disebut juga comb tail karena tulang siripnya menjulur keluar membentuk ruas seperti
sisir. Bentuk sertit tunggal terlihat rapih.
4. Tipe Serit Silang
Bentuk ini tergolong langka karena peluang kejadiannya satu ekor di antara ribuan
anakan cupang. Karakter ini belum bisa dikembangkan untuk menjadi strain baru.
Serit silang disebabkan pembentukan dari tulang sirip ekor yang saling bertentangan.
sirip
5. Tipe Serit Ganda
Merupakan strain khas Indonesia, disebut juga ekor mahkota atau crown tail
atau ekor mahkota. Oleh International Betta Congres (IBC) terdaftar sebagai
kategori baru. Crown tail mempunyai ciri bagian ujung tulang sirip terpecah menjadi
2 atau 3 bagian.
6. Tipe Double ray
Tipe serit 2 pada perkembangan selanjutnya terbelah lagi menjadi serit 4 dan
seterusnya serit 8. Tipe serit 4 ada 2 macam yaitu berangkai dalam satu poros
(disebut fourth) dan model 2 poros (diistilahkan sebagai dua - dua, dirumuskan
sebagai DDR atau double - double - ray). Pada tipe serit terbelah 8 dirumuskan
sebagai DDDR atau double - double - double - ray.
7. Tipe Highfin / Halfstand
Posisi sirip punggung berdiri tegak. Pangkal sirip punggung hampir sama
besar dengan pangkal sirip perut. Istilah highfin atau halfstand akan ditambahkan
pada penamaan cupang sebelumnya. Misalnya apabila tipe serit ini terdapat
pada cupang bertipe crown tail maka akan disebut crown tail halfstand.
8. Tipe Halfmoon
Seluruh sirip saling menyatu membentuk setengah lingkaran atau separuh badan.
Posisi pangkal depan sirip punggung sejajar dengan pangkal sirip perut. Tipe
halfmoon kadang-kadang dijumpai terdapat pada tipe sirip cagak dan tipe butterfly.
9. Tipe Serit Balon
Tipe serit balon mirip dengan tipe serit ganda tetapi pada setiap helai siripnya
mengembang membentuk gelembung seperti balon. Cupang bertipe serit balon
berpenampilan sangat gagah sehingga seringkali dijuluki maskulin crown tail.
10. Tipe Merak
Tipe ekor serit merak sepintas mirip serit ganda, hanya berbeda pada panjang
ekor. Serit berekor pendek, mekar dan bulat. Sirip perut dan sirip punggung
lebih panjang jika dibandingkan dengan sirip ekor. Tipe merak disebut
juga peacock crown tail.
Kriteria Penilaian Cupang Hias
Dasar penilaian cupang hias jenis Serit (Crown Tail) adalah terletak pada 3 faktor penting yaitu :
1. Bentuk Tubuh : proporsi, kerapihan sirip atas/bawah/ekor
2. Warna Tubuh : Dasar/solid, kombinasi, mascot. ·
3. Kesehatan & Mental : sehat, tidak cacat, pemberani (tidak bacul). Bentuk Tubuh : Faktor bentuk tubuh yang menjadi tolok perhatian adalah tubuh yang proporsional dan sirip/serit atas, bawah dan ekor rapi dan tidak patah.
Khusus untuk Serit pada ekor jika serit 2 semuanya harus 2 demikian juga untuk serit 4, tidak boleh ada serit yang tidak beraturan atau dikalangan hobist cupang biasa disebut dengan sirip Djie Sam Soe (2-3-4).
Serit cupang bentuk baru yang dikatakan langka adalah berserit 8 bahkan ada yang 16 serta Serit Silang atau dijuluki King Crown Tail.
Untuk jenis Halfmoon ekor harus membentang 180 derajat, bahkan saat ini sudah ada yang lebih dari itu atau disebut Over Halfmoon.
Untuk Jenis Double Tail bentuk ekor menyerupai gambar “love” dan bentuk ekor atas dengan bawah tidak boleh ada yang lebih besar harus proporsional dan simetris.
Warna :
Warna dibagi dalam 3 kelompok yaitu
1. Warna Dasar/Solid ; seluruh bagian tubuh dan sirip/fin harus memiliki satu warna yang sama, misalnya merah, biru, abu-abu (steel), hitam, kuning, putih.
Apabila pada bagian dasi (dorsal fin) membawa warna lain yang berbeda atau ada semburat warna lain dibagian tubuh/sirip maka tidak dapat dikatagorikan sebagai warna dasar.
2. Warna Kombinasi ; pada bagian tubuh atau sirip/fin memiliki perpaduan 2 atau lebih warna yang berbeda misalkan biru-merah, hitam-merah, merah-steel, hijau-merah, dll.
3. Warna Maskot ; sering juga disebut dengan Cambodian, pada tubuh ikan didominasi paduan warna merah keputihan ataupun warna lain seperti abu-abu, biru, dan hijau. Ada beberapa jenis ikan cupang hias memiliki warna langka dalam arti belum banyak terdapat di pasaran antara lain warna putih solid, kuning solid, mustard gas, purple gas marble (blantong), tricolor, dan warna tembaga (copper).
Pada jenis crown tail (serit) ikan yang memiliki warna bening pada siripnya (jenis butterfly) saat kontes seringkali di-diskwalifikasi oleh juri.
Sedangkan pada jenis Halfmoon dan Double Tail klasifikasi warna diatas termasuk jenis Butterfly diabaikan.
Ukuran Ikan. Umumnya dalam tiap kontes cupang hias di Indonesia yang dikelompokkan kedalam 3 kelompok ukuran panjang tubuh dan 3 kelompok warna, yaitu : Ø Ukuran Senior (ukuran tubuh 6 cm ke atas) : untuk warna dasar, kombinasi dan warna maskot; Ø Ukuran Yunior (ukuran tubuh 4 cm - 6 cm) : untuk warna dasar, kombinasi dan warna maskot; ukuran small; dan Ø Halfmoon & Double Tail : ukuran dan warna bebas. Walaupun kadang-kala ada penambahan kelas tambahan seperti kelas bebas (bebas warna/serit), bonsai/unik, betina, dan jenis Plakats yang saat ini mulai diminati. Cupang yang baik memiliki ekor lebar membentuk sudut 180 derajat dan memiliki serit tebal. Untuk jenis serit (crown tail) harus sama jumlah serit pada ekornya. Letak ekor seimbang dalam arti di tengah-tengah dan tidak menjorok ke atas/kebawah.
Warna : Hijau
Ukuran : 3,5 (Medium)
Jenis Kelamin : Male
Warna : Abu-abu
Ukuran : 3,5 cm (Medium)
Jenis Kelamin : Male
Warna : Cooper
Ukuran : 3,5 cm (Medium)
Jenis Kelamin : Male
Warna : Merah
Ukuran : 3,5 (Medium)
Jenis Kelamin : Male
BETA DRAGON CROWN TAIL
Asal-usul
Ikan ini, menurut data, telah dikenal dan dipelihara sebagian masyarakat kita sejak tahun 1960-an. Kala itu harganya masih murah dan pamornya sama dengan ikan hias lain. Variasi sirip dan warna saat itu belumlah semeriah dan seelok seperti sekarang. Begitu juga penggemarnya belum banyak dari kalangan gedongan.
Perubahan terjadi ketika tahun 1970 para importir memasukkan jenis cupang yang baru. Jenis yang masuk ada yang bersirip pendek dan panjang. Sirip pendek akhirnya dikenal sebagai cupang laga (aduan), dan yang bersirip panjang (slayer), sebagai cupang hias.
Kedua macam cupang ini sama-sama agresif, namun yang berjenis panjang, lebih bisa dinikmati karena keindahan ekornya. Mungkin kalau sampai diadu, ekor yang indah itu akan rusak.
Kehebatan cupang ini adalah ia memiliki labirin yang membuatnya bisa bertahan hidup di air yang kadar oksigen terlarutnya minim. Maka mereka mampu hidup di rawa-rawa, persawahan dan air dangkal. Hidupnya berkoloni di perairan yang tenang, yang umumnya memiliki pH 6,5—7,2 dan suhu air 24—30 derajat Celsius.
Cupang ekor panjang, menurut catatan, amat dominan sampai 1990-an, sebelum budidaya yang dilakukan hobiis ikan cupang mampu menghasilkan jenis-jenis baru yang lebih cantik dan indah. Cupang hias generasi baru mempunyai ekor yang dihiasi tulang sirip yang menonjol. Bentuknya ada yang seperti duri panjang membentuk seperti sisir atau lazim disebut serit. Ada pula yang menggelembung seperti balon-balon kecil.
Sampai kini usaha budidaya ikan cupang masih terus berlangsung. Oleh sebab itu kemungkinan jenis-jenis baru bakal bermunculan. Buat penggemar, keberhasilan mendapatkan satu jenis baru yang mempunyai kelebihan dibandingkan dengan jenis sebelumnya adalah prestasi tersendiri.
Cupang hias yang baik, secara umum, tubuhnya tidak cacat dan proporsional. Sirip-siripnya lebar dan panjangnya maksimal, rapi dan utuh. Begitu juga warna tubuhnya cemerlang dan bermental bagus. Sirip yang rapi dan utuh itu akan membuat ikan ini tampil anggun saat sedang agresif.
Faktor mental yang tidak mudah ciut menentukan juga apakah ia tergolong jenis yang baik. Sebab dengan kondisi ”terjaga dan siap menyerang” itu membuatnya tetap bergaya walau disandingkan atau dihadapkan dengan lainnya.
Kriteria cupang hias yang lebih spesifik, ketika beberapa tahun lalu agak sulit didefinisikan. Menurut pakar, hal itu karena banyaknya variasi dari hasil persilangan yang gencar dilakukan oleh para hobiis belakangan ini. Namun karena kerap diadakan kontes maka kini ada pembagian kategori berdasarkan warna dan bentuk sirip.
Menurut Irwan Sugandy, pakar cupang, ada kategori warna dasar (solid). Yang masuk golongan ini adalah cupang yang warna dan sirip-siripnya satu warna. Misal biru, merah, dan hitam. Cupang kategori ini terbilang sempurna jika seluruh warna tubuh dan sirip sama, cemerlang dan rata.
Ada juga kategori warna kombinasi. Golongan ini biasanya mempunyai warna tubuh dan sirip lebih dari satu warna. Cupang kombinasi yang terbagus jika memiliki komposisi warna yang harmonis, di samping juga tubuh dan siripnya. Kalau terdiri dari tiga macam warna, cupang itu disebut three colour.
Kategori lain, tambah Irwan, adalah cupang maskot. Disebut maskot jika kepalanya putih dengan bercak-bercak merah. Warna tubuhnya putih atau keperak-perakan, dengan variasi bercak merah, biru, atau hijau. Sementara sirip-siripnya kombinasi merah putih; merah hijau; atau merah biru.
Ada juga kategori khusus, yakni cupang yang unik. Misalnya, yang ekornya terbelah (cagak) dan halfmoon. Cupang halfmoon, tergolong baru dikenal di kalangan hobiis Indonesia. Asal-usulnya ada yang menyebutkan dari Amerika Serikat, namun ada pula yang mengatakan dari Prancis.